Pipa Pertamina Patah, Teluk Balikpapan Dipenuhi Tumpahan Minyak

January 26, 2024

Dikenal sebagai kota minyak, Balikpapan kini justru tengah menghadapi masalah besar. Pada hari Sabtu (31/3) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin terjadi kebakaran hebat di perairan pelabuhan Semayang, teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Terungkap kalau tumpahan minyak di perairan Balikpapan itu diakibatkan pipa milik Pertamina yang patah.

 

Dilansir detikcom, penyebab tumpahnya minyak ini diungkapkan oleh Kombes Ade Yaya Suryana, Kabid Humas Polda Kaltim. “Jadi hasil investigasi selama ini bahwa ada pipa pertamina yang putus, yang ada di kedalaman sekitar 20 meter di dasar laut. Itu yang menyebabkan minyak keluar dan jadi kebakaran.”

 

Imbas kebakaran itu semakin besar karena ternyata kapal yang mengangkut batu bara juga jadi jadi korban karena terbakar di bagian buritan. Selain itu ada juga kapal nelayan yang ikut terbakar dan menyebabkan lima korban tewas. Musibah ini rupanya membuat Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, sampai angkat bicara. JK bahkan meminta pihak yang bertanggung jawab harus dihukum denda dan ganti rugi.

 

Tumpahan Minyak Berbahaya Bagi Makhluk Hidup

 

Tak butuh waktu lama bagi tumpahan minyak itu untuk merusak ekosistem perairan teluk Balikpapan. Bahkan beberapa jam usai kebakaran itu, sudah ditemukan pesut yang mati. Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan kalau saat bagian tubuh pesut mati itu dibedah, ditemukan minyak yang adalah hasil pencemaran laut akibat patahnya pipa Pertamina.

 

Bukan hanya berbahaya bagi dota777 makhluk-makhluk air, ternyata tumpahan minyak di Balikpapan itu menyimpan potensi lebih mengancam bagi lingkungan. Etty Riani selaku Ahli Ekotoksikologi dari Departemen MSP FPIK IPB mengingatkan bahwa bahan minyak yang dapat menguap dan terkena panas akan cukup berbahaya jika terhirup masuk ke paru-paru makhluk hidup seperti dilansir CNN Indonesia.

 

Dalam kesempatan yang sama, Etty pun menjelaskan mengenai dua cara yang bisa dilakukan dalam menangani insiden minyak tumpah. Yang pertama adalah menggunakan mesin Oil Boom yang bisa mengurung tumpahan minyak dalam Boom dengan cara menyedotnya. Sementara cara kedua adalah Oil Skimmer yakni memisahkan partikel cair yang ada di atas cairan lain karena tak sejenis. Namun Etty tidak menyarankan cara Oil Spill Dispersant karena mengandung zat kimia berbahaya bagi hewan dan manusia.

 

Ratusan Nelayan Balikpapan Tak Bisa Melaut

 

Sementara itu dampak lain yang dimunculkan karena insiden tumpahan minyak justu adalah kerugian finansial karena ratusan nelayan yang tak bisa melaut. Sedikitnya ada 162 kapal milik para nelayan Balikpapan yang masih belum bisa dipakai karena harus dibersihkan dulu dari minyak. Yosmianto selaku Kepala DKPP Balikpapan menyebutkan kalau rata-rata kapal nelayan Balikpapan berukuran 2-5 GT dan berisi 5-7 orang.

 

Absennya ratusan nelayan itu ternyata memberikan dampak signifikan pada kebutuhan ikan masyarakat Balikpapan. Dari data yang ada, kebutuhan ikan Balikpapan mencapai 20 ton lebih perhari dan sebagian besar dipusatkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan Manggar dan di Klandasan. Beruntung para nelayan di pesisir timur seperti Manggar dan Lamaru masih bisa memenuhi kebutuhan itu.

Senada dengan penjelasan Yosmianto, salah satu nelayan di kampung Baru Ujung yakni Rasyid memberikan kesaksian bahwa dia dan rekan-rekan nelayan lain harus membersihkan minyak yang menempel di perahu dan alat pancing. Tak cuma itu saja, tumpahan minyak rupanya sampai merusak keramba milik nelayan. Semoga saja insiden minyak tumpah ini segera terpecahkan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *